Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DAMPAK CORONA, BANYAK RAMBUT MERAH MERONA

Sabdarianada. Id | Praduga sebagian Masyarakat Modern bahwa keberadaan Sekolah sudah tidak begitu dibutuhkan di era Digital dewasa ini ternyata tidak sepenuhnya benar. Buktinya, belum tiga bulan anak-anak belajar di rumah sudah banyak ditemukan Potongan rambut warna Pelangi. Ada yang merah, putih, kuning, abu-abu dan warna lainnya yang tidak pada lazimnya melekat di rambut. 
Daring Dari Plaza Rengganis Sumbermalang Situbondo
Ini baru rambut, belum lagi prilaku lain yang kadang terlihat sangat liar. Jam 5 sore biasanya sudah bersiap-siap pergi mengaji, sekarang sering kita temukan banyak anak-anak masih nongkrong di perempatan jalan. Mereka sudah terlanjur keenakan bermain sepanjang hari tanpa pengawasan. 

Daring hanya bisa berjalan dengan baik bagi keluarga yang sudah berada di ambang Sejahtera. Paling tidak ada TV, ada Android, jaringan Internet tersedia dengan baik,  serta ada salah satu anggota keluarga yang bersedia menemani. Sementara bagi keluarga lain yang seluruh orang dewasa pada keluarga tersebut harus berangkat pagi pulang petang untuk memastikan Api kehidupan terus menyala, Daring hanyalah illusi. 

Saya pernah dikejutkan oleh kadatangan dua orang anak kecil usia kelas dua SD. Waktu itu sore hari ketika saya duduk santai di teras rumah menunggu waktu Shalat Maghrib. Masih dengan pakaian lusuhnya dan keringat yang membanjiri kedua pipinya pertanda mulai pagi belum mandi dan ganti baju, salah seorang dari mereka menghampiri saya. 

"Pak jiiiih, mintaah jembunah ( Pak Haji mintak Jambunya)". 

Mungkin karena kaget saya langsung mengiyakan keinginan anak itu tanpa memikirkan keselamatannya. Anak seusia itu dibiarkan memanjat sendiri pohon Jambu yang cukup tinggi di depan rumah saya. Setelah tersadar, buru-buru saya panggilkan dua orang Santri untuk mengambilkan jambu yang mereka minta. 

Menurut anda apa gerangan yang dirasakan dua anak tersebut? Jawabannya pasti mereka lapar. Kalaupun tidak lapar misalnya, dapat dipastikan mereka pengin sekali ngemil, kata orang Madura Gengguk. Jangankan untuk mandi dan ganti baju, makan siangpun mungkin mereka belum. 

Pakar Sosial manakah yang berani menyatakan, di Rumah anak-anak akan mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang Tuanya? Bebas dari rasa takut dan tekanan dari guru-gurunya? 

Justru ketika tidak sekolah mereka kehilangan semuanya. Kehilangan uang jajan, kehilangan pendidikan, kehilangan Kasih Sayang serta perhatian dari orang Tua dan Guru-gurunya. Kehilangan kegembiraan ketika bermain riang bersama teman-temannya. 

Sekarang dengan alasan keselamatan, sudah hampir tiga bulan anak-anak dijauhkan dari sekolah. Jangan-jangan mereka hanyalah  korban dari kecemasan dan ketakutan yang melanda orang tua saja. Padahal setiap anak terlahir dengan keadaan suci, berani, tanpa hal-hal negatif apapun. 

Kalau begitu, masih perlukah sekolah? 

Ketika salah seorang peserta Maiyah menayakan hal ini, Cak Nun menjawabnya begini :

"Gini rek, Sekolah itu masih perlu atau tidak, tergantung alasan anda datang ke sekolah. Jika alasan anda datang ke sekolah hanya untuk memperoleh pengetahuan (kognitif), maka sekolah itu sesungguhnya tidak perlu." 

"Benar seperti yang Anda katakan. Belajar saja dari internet. Sebab, hampir semua informasi dan pengetahuan yang kamu butuhkan, sesungguhnya ada di internet. 

Tapi kalau kamu ingin belajar non kognitif yang tidak kalah penting dari sekedar kognitif, maka datanglah ke sekolah. Ada banyak nonkognitif yang harus kamu pelajari untuk mempersiapnkan masa depan dan untuk dapat hidup bermasyarakat dan berbangsa dengan baik, seperti kecakapan hidup (life skill), karakter, prinsip-prinsip kehidupan dan lain sebagainya. 

Senada dengan pemikiran Cak Nun,  Shiv Khera, seorang penulis terkenal Asia yang concern pada bidang pengembangan diri dan bisnis mengatakan : 

"Sekolah hanyalah ibarat sebuah sumur. Terserah anda apakah ingin menimba air darinya, sekedar meminum sedikit airnya atau bahkan hanya anda lewati tanpa hirau sumber air tersebut, semua itu terserah anda karena kemanfaatannya tergantung pada perlakukan anda padanya".

SUKSES TANPA SEKOLAH

Tidak dipungkiri cukup banyak nama-nama besar baik di Indonesia maupun di luar Negeri  yang disebut-sebut tidak tamat sekolah tapi bisa menjadi orang yang sukses. 

Kita sebut misalnya yang dari luar 
Negeri : 

(1) ABRAHAM LINCOLN
Putus sekolah pada usia 12 tahun karena harus mengelola peternakan milik keluarganya. Namun, siapa pernah menyangka bahwa pemuda yang putus sekolah itu akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat ke-16, yang menjabat mulai dari bulan Maret 1861 hingga terjadinya pembunuhan pada bulan April 1865.

(2) COCO CHANEL 
Seorang tokoh inspiratif bagi setiap desainer di dunia. Dia berhasil menciptakan merek ternama Chanel, yang kini menjadi salah satu merek fashion terbaik di dunia. Chanel putus sekolah setelah usianya menginjak 18 tahun. Wanita ini bahkan menjadi satu-satunya perancang busana yang masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dari abad ke-20 versi majalah Time. 

(3) Aktor Kawakan AL PACINO
IA  tidak hanya putus sekolah, tetapi juga dikeluarkan dari sekolahnya di York New School karena selalu gagal dalam setiap mata pelajaran, kecuali Bahasa Inggris. Al Pacino pernah menjadi bintang film terpopuler di Amerika pada masanya. Kini, aktor kelahiran 25 April 1940 itu telah menerima tujuh nominasi Oscar dan memenangkan Academy Award sebagai aktor pria terbaik tahun 1992 untuk perannya di film Scent of a Woman.

(4)OPRAH WINFREY
Dikenal cerdas dan pandai berbicara di depan publik bahkan tidak pernah menyelesaikan kuliahnya. Wanita kelahiran 29 Januari 1954 itu malah menjadi seorang pemilik media, pembawa acara, aktris, dan produser terkenal di Amerika. Oprah bahkan masuk dalam daftar orang Afro-Amerika terkaya dari abad ke-20, dermawan kulit hitam terbesar dalam sejarah Amerika, dan menjadi salah satu miliarder kulit hitam di dunia.

(5) DHIRUBHAI AMBANI
Multi-jutawan asal India ini bernama Dhirubhai Ambani. Karena suatu alasan, dirinya putus kuliah dan tidak bisa menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Namun siapa sangka, pemuda yang putus kuliah itu justru mampu membangun salah satu kerajaan bisnis terbesar di India.

(6) Bill GATES
Setelah di-drop out dari Harvard University, Bill Gates justru sukses mendirikan Microsoft, sebuah perangkat lunak terkemuka di dunia.  Gates sendiri adalah mantan CEO dan ketua Microsoft, perusahaan perangkat lunak komputer pribadi terbesar di dunia, yang ia dirikan bersama Paul Allen.

(7) MARCK ZUCKERBERG
Karya Mark Zuckerberg yang sangat berpengaruh pada kehidupan kita saat ini adalah Facebook. Pria bernama lengkap Mark Elliot Zuckerberg ini menggeluti profesi sebagai seorang programmer komputer dan pengusaha internet. Ia dikenal sebagai salah satu dari lima pendiri situs jejaring sosial ternama, Facebook.

Sedangkan Orang Sukses di Indonesia Tanpa Sekolah dan Ijazah adalah : 

(1) ADAM MALIK 
Siapa yang tidak kenal beliau. Beliau ternyata tidak pernah menyentuh bangku sekolahan. Tapi menjadi Wakil Presiden Pertama Indonesia. Beliau juga menjadi Proklamator Kemerdekaan RI bersama Bung Karno

(2) KH. ABDULLAH GYMNASTIAR atau yang populer dengan Panggilan AA GYM.  Sukses menjadi kiayi dan wirausahawan tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus,  ijazahnya belum diambil hingga saat ini.

(3) BUYA HAMKA 
Adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di Nusantara. Hamka mendapat pendidikan di Sekolah Dasar Maninjau hingga kelas dua.

(4) EMHA AINUN NAJIB 

Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).

(5) AJIP ROSID

Dia menolak ikut ujian karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia yang tidak memiliki ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.

(6) PURDI E CHANDRA 

Kuliah di 4 jurusan yang berbeda. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan hingga akhirnya dia nekad meninggalkan kuliahnya. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI)

(7) ANDY F NOYA 

Pimpinan redaksi Metro TV ini belum lulus sarjana. sejak kecil dia merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya. 

Namun jangan lupa, nama-nama besar yang disebutkan di atas rata-rata terlahir dari keluarga maju yang sangat melek Aksara. Sehingga Tetap punya semangat belajar mandiri walaupun tanpa bantuan Kurikulum sekolah. Selain itu secara umum mereka tamat SLTA bahkan sempat belajar di Perguruan Tinggi walaupun tidak tamat. Hanya ada dua nama yang dikabarkan tidak tamat SD yaitu Bapak Adam Malik dan KH. Buya Hamka. Tapi dua Nama ini dibesarkan di lingkungan Pondok Pesantren. 

Pertanyaannya sekarang, ada berapa persen Masyarakat Indonesia yang memiliki kesadaran belajar seperti mereka? 

Dengan begitu   sekolah tetap membuat kita berpeluang lebih besar  menjadi orang yang lebih baik, dengan  syarat tidak  mencukupkan diri hanya belajar di sekolah saja. Alam Raya yang teralamat sangat luas ini adalah Bahan ajar yang tidak akan pernah selesai kita pelajari. Meminjam bahasa para Pakar, bersekolah boleh hanya 9 tahun, 12 tahun atau berapa saja. Tapi belajar membutuhkan waktu seumur hidup. 

Kapan Sekolah dibuka Dong Pak? 
Semoga Allah membimbing dan melindungi kita semua, Amin. 

Kunjungi juga

https://youtu.be/buvNa7r5kR4

Posting Komentar untuk "DAMPAK CORONA, BANYAK RAMBUT MERAH MERONA"