Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KAMBINGKU PEJANTAN TANGGUH

Sabdarianada. Id | Seperti biasanya seminggu sekali atau paling lambat dua minggu sekali saya punya pekerjaan tambahan, memandikan kambing-kambing dikandang yang sudah mulai menunjukkan prilaku kurang nyaman. Sering ngembek, makan tidak tenang, kadang lebih ekstrim lagi, menggosok-gosokkan tubuhnya ke gedek tempatnya tinggal. Kalau sudah begitu tidak urung gedek yang dibuat dari bahan seadanya itu bergoyong-goyang seperti mau jebol. 
Menurut Tutorial yang banyak dibuat oleh peternak Kambing Modern, ada dua kemungkinan yang terjadi jika kambing menunjukkan prilaku kurang nyaman. 

Pertama, Libidonya sedang memuncak, ia pingin sekali Kawin atau dikawini. He.. He. He, tidak jauh beda dengan manusia. Jika sudah pengin, selera mekan berkurang, susah tidur, sekujur badan serasa gatal, bengak-bengok seperti cacing kepanasan. 

Jika masalahnya hanya ingin kawin, tidak banyak membutuhkan bantuan kita. Cukup dibiarkan saja diumbar dengan kambing  yang beda kelamin. Dia pasti kawin-kawin sendiri dengan kambing lain yang sama-sama Libidonya. Walaupun dalam kasus-kasus tertentu proses perkawinan Kambing terkadang tidak sesederhana yang kita bayangkan. Jika salah satunya terutama yang betina sedang tidak Libido, biasanya masih harus uber-uberan sampai salah satunya ada yang mengalah. 

Begitulah, walaupun kambing ternyata juga berusaha dengan baik menjaga kehormatannya. Tidak ada yang gratis. Segalanya harus diperjuangkan untuk mendapatkannya. 

Kedua, populasi kutu di sela bulu-bulunya yang lebat sudah mulai membludak. Kutu-kutu inilah yang selalu mengusik ketenangannya sehingga tidak enak makan, tidak nyenyak tidur dan selalu mengosok-gosokkan badannya kepada benda apa saja yang ada di sekelilingnya. 

Untuk kasus kedua ini kita memang harus segera turun tangan. Cara yang paling murah dan sederhana seperti yang saya sebutkan di depan, memandikannya setiap minggu atau paling lama dua minggu sekali. 

Cara ini memiliki dua keuntungan, selain bisa menghambat pertumbuhan populasi kutu juga bisa membuat bulu-bulu kambing terlihat bersih dan sehat. Jika memelihara kambing dengan tujuan komoditas dapat dipastikan kambing yang bulu-bulunya bersih tentu akan lebih menarik minat pembeli dibandingkan  yang blepotan kotoran. 

Perlu disampaikan di sini, memandikan kambing  juga bukan pekerjaan mudah.  Di mana-mana yang namanya kambing pasti takut Air. Lihat saja ketika musim penghujan, begitu mendung ketika kambing berada di luar,  biasanya ngembek-ngembek karena takut kehujanan. Sehingga memandikan kambing dibutuhkan tenaga Ekstra. Untuk kambing dengan bobot 30 kg ke atas, terkadang kita memerlukan bantuan orang lain agar bisa membuatnya tenang dan tidak berontak ketika dimandikan. 

Memandikan kambing dengan tujuan menghambat populasi kutu bisa dilakukan dengan dua cara :

1) Menggunakan Deterjen seperti Renso, So Klin, Daia, Wings atau merk lainnya. Caranya, setelah seluruh bagian badan kambing basah oleh air, selanjutnya bilas merata dengan menggunakan Deterjen. Biarkan Cairan Deterjen yang melekat di bulu kambing kering dengan sendirinya tanpa perlu dibalas kembali dengan air. 

2) Menggunakan rebusan Daun Pepaya. Daun Pepaya diyakini mengandung carposide yang berfungsi sebagai obat cacing dan kutu. Caranya tidak jauh beda dengan yang pertama. Cukup dibilas merata keseluruh bagian tubuh kambing, terutama leher bagian bawah, perut dan selangkangan. Selanjutnya dibiarkan kering dengan sendirinya seperti pada cara pertama. 
Dari pengalaman yang saya lakukan, baik cara pertama maupun kedua tidak  membahayakan  walaupun sewaktu-waktu kambing  menjilati bulunya. Cara kedua menurut saya  memiliki keunggulan, karena rasa pahit pada daun Pepaya  mengandung zat papain yang  bersifat stomakik dan dapat meningkatkan nafsu makan. 

Karena  tidak sempat mengambil daun Pepaya, kemaren siang kambing-kambing saya dimandikan dengan metode pertama. Menggunakan Daia yang dilarutkan ke dalam Air. Beruntung ada salah seorang santri yang bersedia membantu. Lumayan cukup membuat keringat bercucuran. 

Setelah semua kambing dewasa selesai dimandikan, saya bermaksud memandikan dua ekor anak kambing yang lahir pada hari Rabu, 29 April 2020. Betapa saya dibuat tercengang,  kambing yang baru berusia satu setengah bulan itu sudah memperlihatkan prilaku-prilaku sexsual. Anak kambing yang berkelamin jantan berkali-kali mencoba naik ke bokong saudara kembarnya yang betina layaknya kambing dewasa. 

Sambil menahan geli saya tiba-tiba teringat Guyonan KH. ABDURAHMAN WAHID (GUS DUR) yang katanya beliau sampaikan pada salah satu acara Seminar terkemuka di tanah Air. 

Goyonan Gus Dur ini banyak dilansir di berbagai media dan ditulis oleh Em Mas'ud Adnan dalam buku berjudul Gus Dur hanya kalah dengan orang Madura, diterbitkan oleh Harian Bangsa pada Tahun 2010. 

Seperti di dalam banyak kesempatan, pada acara Seminar tersebut Presiden ke 4 itu juga melontarkan Anekdot segar, perihal salah seorang Kiyai yang kedatangan teman dekatnya ketika dulu di Pesantren.

Seperti biasa, tutur Gus Dur, kiai dan tamunya itu terlibat obrolan macam-macam. Lalu sampailah pada pembicaraan ringan, yaitu tentang hubungan seks dengan istri.

“Sampean kalau berhubungan seks  berapa kali,” tanya sang kiai selaku sahibul bait (tuan rumah).

“Nggak mesti, kiai. Kadang sekali, kadang dua kali dalam seminggu,” jawab si tamu jujur.

“Loh, kok kalah dengan kambing saya,” kata kiai setengah baya itu sambil tertawa. 

"Kambing kiai berapa kali,” tanya si tamu penasaran.

“Sehari bisa tiga kali,” jawab sang kiai santai.

“Loh, apa jamunya, kiai. Apa ada obat tertentu yang diminumkan pada kambingnya,” tanya tamu itu makin penasaran.

“Nggak pakai jamu, nggak pakai obat,” jawab sang kiai lagi. Si tamu makin penasaran.

“Tolong kiai saya dikasih tahu jamu atau obatnya. Masak kambing kiai bisa berhubungan seks sampai tiga kali sehari tanpa jamu?,” si tamu mulai merengek.

“Nggak pakai jamu. Tapi kambing betinanya ganti-ganti,” jelas kiai.

“Wah, kalau betinanya ganti-ganti, saya juga bisa lima kali sehari kiai,” kata si tamu. 

"Geeeeeer", seluruh peserta seminar tidak terkecuali  Perempuan tertawa serempak. 

Setelah dipikir-pikir guyonan Gus Dur ini sepenuhnya benar. Inilah rahasianya kenapa kepada orang-orang tertentu Allah memperbolehkan Poligami. Salah satu tujuannya untuk memperlihatkan keperkasaan laki-laki. Selama Monogami tidak akan pernah ada laki-laki yang perkasa. Mana mungkin orang bisa makan dengan lahap jika menunya setiap hari selalu Nasi Jagung doang. 

Jadi jangan terbalik,  menunggu Perkasa baru kemudian berpoligami. Tetapi berPOLIGAMILAH, pasti anda akan Perkasa. 

Selamat mencoba bagi yang merasa bisa
Semoga Allah membimbing kita, Amin. 

Posting Komentar untuk "KAMBINGKU PEJANTAN TANGGUH"