Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ingat, Puasa Di Siang Hari Saja Tidak Cukup !

Ingat, Puasa Di Siang Hari Saja Tidak Cukup !
Written by : Erwin Astutik*

                           

Sabdarianada Id | Puasa merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang sudah baligh dan berakal. Dalam menjalankan ibadah puasa, umat islam harus mengetahui apa saja yang dapat membatalkan puasa agar ibadah puasa yang dilakukan seharian penuh tidak berakhir sia-sia. Terlepas dari itu semua, pernahkah anda bertanya-tanya dari mana asal usul istilah "puasa" ? benarkah berasal dari Bahasa Arab ? atau mungkin berasal dari Bahasa Indonesia ?

Ahli Bahasa Sansekerta, M. Jadul Maula selaku Pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak Yogyakarta mengatakan bahwa, istilah "puasa" berasal dari Bahasa Sansekerta "upawasa" yang memiliki makna ritual untuk masuk ke yang ilahi. Khususnya di Pulau Jawa, dipakai istilah lokal "pasa" dan berkembang menjadi "puasa" yang bukan berasal dari Bahasa Sansekerta. Pasa memiliki makna kekangan,  mengekang dan menahan sesuatu dari.

Makna istilah puasa tersebut selaras dengan makna Shaum/Shiyam dalam ajaran Agama Islam. Shaum/Shiyam memiliki arti menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami istri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Bulan puasa merupakan bulan penuh berkah, ampunan dan pahala bagi orang Islam. Besarnya pahala di bulan penuh berkah ini tidak lantas menyisihkan problem. Terkadang terlintas dalam benak kita bahwa lebih aman melakukan dosa di malam hari, dibandingkan dengan siang hari tatkala mempertahankan keabsahan puasa. Faktanya, walaupun bulan puasa merupakan bulan penuh ampunan, bukan berarti memberikan kesempatan atau dijadikan sebuah alasan untuk berbuat dosa di malam harinya. Alhasil, siang hari melaksanakan ibadah puasa dan merasa takut melakukan dosa, sedangkan di malam hari merasa lebih enjoy berbuat  maksiat, dusta, zina hingga gosipin tetangga beserta jenis dosa lainnya. 

Merujuk pada asal-usul makna istilah puasa yaitu "pasa" yang memiliki arti kekangan, mengekang dan menahan sesuatu dari. Mengisyaratkan bahwa, puasa tidak hanya dilakukan di siang hari saja. Jika di siang hari kita berjuang menahan haus dan lapar, seyogyanya pada malam hari dilanjutkan dengan melaksanakan ibadah dan perbuatan terpuji lainnya tanpa dihiasi dengan perbuatan dosa. 

Dalam Agama Islam, Allah SWT memerintahkan kepada hambanya untuk terus berbuat baik tanpa memandang tempat dan waktu . Nabi Muhammad SAW bersabda : 

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ” [رواه الترمذي  

“Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi).

Hadits diatas berisi tentang hubungan secara vertikal, yaitu manusia kepada allah (Hablum Minallah) dan hubungan secara horizontal, yaitu sesama manusia (Hablum Minannas). Disamping itu, hadits tersebut memiliki 3 poin utama, yaitu :

1. Perintah bertakwa kepada Allah kapan dan di manapun berada

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ.                                             

Taqwa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW tidak mengenal tempat dan waktu. Baik saat berada dalam keramaian terlebih saat sendirian yang memiliki dorongan lebih besar untuk berbuat maksiat.

2. Tidak menunda melakukan amal sholeh

وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَ.                                    

Bersegeralah melakukan kebaikan ketika terjerumus dalam keburukan atau segera bertaubat ketika melakukan dosa.

3. Memiliki akhlak mulia

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.                                      

Manusia dianjurkan untuk selalu berbuat baik kepada sesama (Berakhlak Mulia). Misalnya menghargai orang lain berbakti kepada kedua orang tua dan berkata baik terhadap orang lain.

Melakukan kebaikan (Akhlak Terpuji) tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Marilah bersama-sama berjuang untuk berbenah memperbaiki diri dan ibadah tanpa mencari celah untuk berbuat dosa. Sejatinya tidak ada manusia sempurna yang terbebas dari dosa, akan tetapi berusaha untuk tidak melakukan dosa dan segera bertaubat saat terjerumus pada dosa akan mengantarkan kita pada kesempurnaan hidup yang berhadiah syurga. semoga Allah membimbing kita semua, Amin


Refrensi : 

NU Online. 2017. Asal-usul Istilah Puasa Berasal Dari Bahasa Sansekerta. Diakses dari https://www.nu.or.id/nasional/asal-usul-istilah-puasa-berasal-dari-bahasa-sanskerta-8Ghlk

M. Mubasysyarum Bih. 2020. Saat Terpikir 'Ah Maksiatnya Nanti Saja Setelah Berbuka Puasa'. Diakses dari https://islam.nu.or.id/ramadhan/saat-terpikir-ah-maksiatnya-nanti-saja-setelah-buka-puasa-eIMBo

Yayasan Iqro'. 3 wasiat Nabi dalam Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Diakses dari https://iqro.or.id/3-wasiat-nabi-dalam-habluminallah-dan-habluminannas/ 

Haditsarbain.com. Bertakwalah Dimanapun Kamu Berada. Diakses dari https://haditsarbain.com/hadits/bertakwalah-di-manapun-engkau-berada/

*Penulis adalah Guru MTs Sabda Ria Nada Sumbermalang. Alumni RA, MI, MTs, MA Sabda Ria Nada. Sarjana Managemen Pendidikan Islam Yayasan Yatim Mandiri Indonesia. Sekarang Tinggal di Desa Tlogosari Kecamatan Sumbermalang




Posting Komentar untuk "Ingat, Puasa Di Siang Hari Saja Tidak Cukup !"