Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reseki Mampet, Menurut Ali Bin Abi Tholib, ini penyebabnya

Ilustrasi Ali bin Abi Tholib

sabdarianada Id | Usianya 10 tahun lebih muda dari Rosulullah, adalah orang kedua yang menyatakan diri masuk Islam setelah Siti Khadijah. Dialah Ali bin Abi Tholib bin Hasyim pemilik nama kecil HAIDAR yang artinya macan, namun Rosullah lebih suka memanggilnya Ali  artinya orang yang memiliki derajat tinggi di sisi Allah, SWT. 

Kedudukan Ali Bin Abi Tholib di sisi Rosulullah tergambar jelas dalam sabda beliau yang sangat Masyhur :

اَنْتَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوْسَى اِلَّا اَنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِيْ 

"Kedudukanmu di sisiku laksana Harun di sisi Nabi Musa, hanya saja setelahku tidak  akan pernah ada Nabi". 

اَنَا مَدِيْنةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌُ بَابُهَا

"Saya adalah kota Ilmu, sedangkan Ali adalah pintunya"

Peristiwa Khoibar yang terjadi pada tahun ke 7 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 628 M semakin melambungkan nama Ali bin Abi Tholib sebagai sahabat utama. Fakta ini tidak mungkin terbantahkan  oleh siapapun. 

Setelah 14 hari 14 malam Rosulullah mengepung benteng Khoibar belum juga membuahkan hasil, malam ke 15 Rosulullah mengumpulkan para sahabatnya bermusyawarah siapa gerangan besok pagi yang akan bertindak sebagai Panglima Pasukan dan memegang panji-panji Islam. Sembari Rosulullah berucap " Besok Panji-Panji Islam akan aku serahkan kepada orang yang paling dicintai Allah dan paling mencintai Allah". Mendengar penuturan Rasulullah semua Sahabat yang hadir sangat berharap dirinyalah yang akan ditunjuk memanggul Tugas terhormat itu. Umar bin Khottab bercerita, " Demi Allah, Aku belum pernah mengharapkan jabatan selain pada hari itu".

Pagi-pagi sekali usai Sholat Subuh para Sahabat sudah berkumpul. Mereka duduk tegap memanjangkan leher agar bisa terlihat oleh Rosulullah.Tiba-tiba Rasulullah Saw. mencari-cari  Ali bin Abi Tholib yang kebetulan pagi itu tidak hadir karena sakit mata.  “Dimanakah Ali?” Para sahabat menjawab bahwa Ali bin Abi Thalib  sakit mata dan sedang beristirahat. Rasulullah Saw. lalu memerintahkan beberapa sahabat untuk menjemputnya. 

Setibanya Ali bin Abi Tholib di depannya, Rasulullah Saw. menyerahkan bendera perang kepada Ali bin Abi Thalib dan berwasiat. “Ajaklah mereka ke dalam Islam sebelum engkau memeranginya. Sebab demi Allah, seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang maka itu lebih baik daripada onta merah (harta bangsa Arab paling mewah waktu itu)” (HR. Muslim).

Ditangan Ali bin Abi Tholib  benteng Khoibar dengan mudah bisa ditaklukkan tanpa perlu menggelar pasukan secara terbuka. Ali bin Abi Tholib menantang duel semua pimpinan pasukan musuh. Tiga diantaranya dapat dengan mudah ditaklukkan dengan kondisi kepala terpisah dari badanya, sehingga 10 ribu pasukan Yahudi yang bersembunyi di balik benteng pun menyerah kalah. Korban meninggal dari pasukan musuh sebanyak 100 orang sedang dari pihak kaum muslimin hanya 15 orang. 

Dengan berbagai keunggulan  yang dimiliki serta jabatan yang pernah diembanya, jika mau Ali bin Abi Tholib  tentu sangat mudah  mendapatkan kekayaan dan kemewahan yang berlimpah. Ali bin Abi Tholib adalah penulis wahyu terkemuka serta Panglima perang pilih tanding di masa Rosulullah. Penasehat utama Kholifah pada masa Abu Bakar Assiddiq, Umar bin Khottob dan Usman bin Affan.  Kholifah ke 4 serta menantu kesayangan Rosulullah suami putri kinasih Nabi siti Fatimah.

Namun kenyataannya tidaklah demikian. Dibandingkan Sahabat besar lainnya, kehidupan pribadi dan keluarga Ali bin Abi Tholib, RA terbilang paling sederhana dan tidak jauh beda dengan kehidupan Rosulullah, SAW. Berbusana dengan bahan kain yang sangat kasar, tidur hanya beralaskan tikar tanpa bantal, bahkan untuk urusan makan saja terkadang kekurangan dan tak urung harus berpuasa. 

Suatu hari dengan sedikit terburu-buru Ali bin Abi Tholib pulang dari Masjid. Setibaya di rumah ia sapa istrinya dengan penuh kemesraan, 

"Duhai Wanita mulia, adakah sesuatu yang bisa aku makan?"

"Tidak ada, jawab sang Istri dengan tatapan sedih. "Hari ini hanya tersisa uang 6 dirham, itupun untuk membeli makan anak kita Hasan dan Husain", lanjut Siti Fatimah lirih.

"Iya sudah tidak apa-apa, mana uangnya biar aku yang membelinya di pasar", jawab Ali tegas.

Belum begitu lama Ali pergi, tiba-tiba pulang kembali tanpa membawa makanan yang dipesan Istrinya. Siti Fatimah yang menungunya di rumah keheranan. "Dimana makanan yang kamu beli?", tanyanya menyelidik. "Tidak ada", jawab Ali santai. "Tadi dijalan aku bertemu pengemis yang sudah tiga hari tidak makan, uangnya aku Shadaqohkan",imbuhnya. 

Sejurus kemudian Ali pergi meninggalkan istrinya menuju Masjid Nabawi tempat Rosulullah berkumpul dengan para sahabatnya, perutnya yang belum juga terisi sudah dilupakannya. 

Lebih memilukan lagi peristiwa yang dialami Siti Fatimah, RA istri Ali bin Abi Tholib putri Kinasih Rasulullah, SAW. Saking girangnya mendapatkan hadiah kalung emas dari suaminya Ali bin Abi Tholib, Siti Fatimah setengah berlari menuju Rumah Rosulullah. Harapannya Rosulullah bisa turut bahagia dengan apa yang dimilikinya, karena sepanjang hidupnya Siti Fatimah sakalipun belum pernah memiliki barang mewah. 

Setibanya di rumah Rosullah yang terjadi sebaliknya, Rosulullah bukannya senang. Dengan ekspresi tidak Ridho Rasulullah bersabda: 

اَيَسُرُّكِ اَنْ يَّتَحَدَّثَ النَّاسُ ويَقُولُوا هَده فَاطِمَةُ بَنْتِ مُحَمَّدْ فِي جِيْدِهَا سَلْسِلَةٌ مِنَ النَّار ؟ 

"Apakah kamu suka, kalau nanti orang-orang berkata : Ini Fatimah putri Muhammad di lehernya ada rantai dari Api Neraka?" 

Mendengar itu Siti Fatimah langsung pergi menuju Pasar. Ia jual kalung pemberian suaminya itu seharga satu orang budak, lalu uangnya habis dishodaqohkan kepada para Fuqoro' Masakin. 

Esok harinya Rosulullah mendengar berita tersebut, lalu berdoa

اَلْحَمْدُ لَلَّهِ الَّذِيْ نَجَّا فَاطِمَةَ مِنَ النَّار

"Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan siti Fatimah dari Api Neraka"

Merujuk berbagai riwayat kehidupan Keluarga Ali bin Abi Tholib, banyak ulama memberikan catatan, bahwa keluarga Ali bukankah keluarga Miskin. Mereka sangat kaya raya dan berkecukupan.Bedanya keluarga Ali bin Abi Tholib tidak terbiasa menumpuk-numpuk harta. Apapun Rizqi yang mereka dapatkan langsung dihabiskan pada hari itu juga untuk kepentingan Da'wah islam atau diShodaqohkan kepada orang-orang yang membutuhkan walaupun harus mengesampingkan kebutuhan pribadi maupun keluarga. Demikian pula yang dipraktekkan oleh Rosulullah, SAW. 


12 perbuatan Penghalang Reseki


Sepeninggal Rosulullah Keluarga Sahabatlah yang menjadi tempat bertanya Umat dalam berbagai persoalan  baik urusan Agama, sosial, tidak ketinggalan urusan Reseki. Sehingga dikisahkan, pada suatu hari ada orang bertamu kepada Ali bin Abi Tholib mengeluhkan kemiskinan dan sempitnya reseki yang dialami sebagaimana dikutip oleh  Al-Habib Salim As-Syathiri dalam bukunya : 

ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻋﻠﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻳﺸﻜﻮ ﻟﻪ

 ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﺮﺯﻕ

Datang seseorang kepada Sayyidina Ali mengeluhkan kemiskinan dan kekurangan rezeki

ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﻜﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻼﺀ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ

Maka beliau berkata kepada orang tersebut :

"Mungkin kamu suka berbicara saat di kamar mandi?"

Dia mengatakan :

"Tidak wahai amirolmu,minin"

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻘﻠﻢ ﺍﻇﻔﺎﺭﻙ ﺑﺎﺳﻨﺎﻧﻚ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu suka menggigit kukumu?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺴﻤﻲ ﺃﺑﻮﻳﻚ ﺑﺎﺳﻤﻴﻬﻤﺎ ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu memanggil atau menyebut kedua orang-tuamu dengan nama mereka?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﺮﻙ ﺍﻟﻘﻤﺎﻣﺔ ﻟﻴﻼ ﻓﻰ ﺩﺍﺭﻙ ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu membiarkan sampah bermalam dalam rumah?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻨﺎﻡ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻭﺿﻮﺀ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu sering tidur tanpa wudhu ?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﻘﺪﻡ ﺃﺑﻮﻳﻚ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺸﻲ ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu suka berjalan mendahului jalannya orang-tuamu ke depan ?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻜﻨﺲ ﺩﺍﺭﻙ ﻟﻴﻼ ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu sering menyapu rumah di malam hari?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻘﻠﻢ 

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻘﻠﻢ ﺍﻇﻔﺎﺭﻙ ﻳﻮﻡ ﺍﻻﺣﺪ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu memotong kuku di hari minggu?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺪﻳﻢ ﺍﻟﻠﻌﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﺑﻨﺎﺋﻚ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ

"Apakah kamu sering mengutuk anak2mu?"

"Tidak ".

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﻠﻘﻲ ﺑﺎﻟﺒﺼﺎﻕ ﻓﻰ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﺨﻼﺀ ؟ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu sering membuang ludah ke kamar mandi?"

"Tidak "

ﻗﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﺗﺘﺮﻙ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ؟ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻓﻰ ﺁﺧﺮﻩ ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻻﻳﻜﻮﻥ ﺫﻟﻚ

"Mungkin kamu tidak baca bismillah sebelum makan ataupun Alhamdulillah setelahnya?"

"Tidak ".

ﻓﻘﺎﻝ :

ﻟﻌﻠﻚ ﻻﺗﺪﻋﻮ ﻻﺑﻮﻳﻚ ﻓﻰ ﺍﻟﺼﻼﺓ ؟

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ :

ﻧﻌﻢ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻫﻮ ﺫﻟﻚ .

"Mungkin kamu tidak mendoakan kedua orang-tuamu saat shalat ?"

"Iya benar wahai Amirul Mu'miniin. itulah kekurangan saya ".

ﺭﺑﻲ ﺍﻏﻔﺮ ﻟﻲ ﻭﻟﻮﺍﻟﺪﻱّ ﻭﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻳﻮﻡ ﻳﻘﻮﻡ ﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ﺁﻣﻴﻦ .

Kesimpulannya, ada 12 perbuatan yang sebaiknya kita hindari agar Reseki kita tidak sering mampet,

1. Berbicara ketika di kamar kecil

2. Menggigit kuku

3. Mengggil orang tua dengan namanya

4. Membiarkan sampah bermalam dirumah

5. Tidur tanpa wudhu'

6. Berjalan mendahului orang tua

7. Menyapu malam hari

8. Memotong kuku pada hari Ahad

9. Melaknat Anak

10. Meludah di kamar kecil

11. Tidak membaca Bismillah ketika makan dan Alhamdulillah ketika selesai makan

12. Tidak mendoakan kedua orang tua


Semoga Allah membimbing dan memudahkan semua urusan kita, Amin.


Posting Komentar untuk "Reseki Mampet, Menurut Ali Bin Abi Tholib, ini penyebabnya"