Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ngaji Hadis : Hadis tentang Bahaya Iri Dengki

Banyak berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah adalah cara ampuh menghilangkan iri dengki

Sabdarianada.Id| Di sebuah kerajaan yang cukup besar, sang Raja memiliki dua orang  Wazir (penasehat), sebut saja namanya Shadiqiin dan Hasidiin. 

Tidak seperti Hasidin yang  suka mencari muka di hadapan Raja, Shadiqin orangnya Sholih, tulus, jujur, tutur bahasanya lembut  serta pengetahuannya sangat luas, sehingga Raja sangat menyukainya dan sering memanggilnya untuk meminta Nasehat baik urusan Kerajaan maupun urusan lainnya. 

Lama-lama Hasidin merasa kedudukanya mulai terancam. Raja sepertinya lebih bersimpati kepada Shadiqin dibandingkan kepada dirinya yang lebih senior. Disusunlah rencana jahat untuk menjatuhkan Shadiqin di hadapan sang Raja. 

Hingga pada suatu hari Hasidin berkesempatan menghadap Raja. 

"Sebaiknya paduka jangan terlalu percaya kepada Shadiqin", Hasidin mulai menghasud Shadiqin kepada Raja. "Dia orangnya tidak setia", imbuhnya.

"Ah.., yang benar kamu", saut Raja sedikit tetkejut. 

"Be...be...naar paduka,  di luar Istina dia sering bercerita kepada teman-temanya kalau mulut Paduka bau", jawab Hasidin bersemangat. 

"Jika  paduka ingin bukti, besok bisa paduka panggil menghadap, perhatikan ketika berhadapan dengan paduka Shadiqin pasti menutup mulut dan hidungnya karena takut dengan bau mulut paduka", imbuh Hasidin meyakinkan.

"Iya.., besok  saya perhatikan", tegas sang Raja. 

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Hasidin membuat jamuan makan. Diundang pula Shadiqin sesebagai teman dekat  sesama penasehat Raja. Menu makan yang disajikan  sengaja dipilih dari bahan-bahan yang mudah menyisakan bahu di mulut. Seperti sambel pete, jengkol, semur cumi-cumi dan bawang putih. 

Dengan maksud menghargai teman, pagi itu Shadiqin berusaha makan lahab walaupun sebenarnya ia kurang suka makanan yang berbau menyengat. Selesai makan Hasidin menghapirinya. Sambil menepuk-nepuk bahu sahabatnya Hasidin mulai melaksanakan niat bulusnya. 

"Hati-hati mas bro, saya lihat kamu makan sambal pete banyak sekali", sapa hasidin dengan senyum yang dibikin setulus mungkin. "Kalau nanti kamu memghadap raja sebaiknya  menggunakan penutup mulut, Raja sangat tidak suka bau pete. Kalau raja sampai mencium bau mulutmu, saya khawatir kamu malah dipecat", saran Hasidin. 

"Oh iya, Bismillah", jawab Shadiqin pelan, lalu pergi menuju Istana. 

Setibanya di Istana, Shadiqin berhati-hati sekali menemui Raja. Ia berbicara setengah berbisik, sambil sesekali tangan kirinya menutupi mulut dan hidungnya. Bukan sedang melaksanakan saran Hasidin, tapi memang begitulan tuntunan Tata Krama yang ia  yakini. 

Sementara Sang Raja yang mulai termakan Hasutan Hasidin diam-diam memperhatikan. "Ternyata benar laporan Wazir Hasidin, Shadiqin benar-benar menutup mulut dan hidungnya ketika berbicara denganku, brengseek", gumamnya geram. 

Pada saat itu juga Raja langsung menulis surat yang isinya agar orang yang membawa surat itu dibunuh dan dikuliti kepalanya dengan tuduhan telah menghina Raja. 

"Kamu antar surat ini kepada Sekretaris Istana agar kamu mendapatkan Hadiah", perintah Raja kepada Shadiqin. Dengan hati girang Shadiqin menerima surat tersebut lalu bergegas menuju  Sekretaris Istana. 

Baru beberapa langkah meninggalkan istana, Hasidin menyapa, "Apa yang kamu bawa?"

"Surat dari Raja untuk Sekretaris Istana, saya akan mendapatkan Hadiah", jawab Shadiqin enteng.

"Subhanallah, kamu memang selalu bejo", lanjut Hasidin memuji.

"Mana Suratnya, saya yang bantu menyanpaikan, kamu langsung pulang saja kerumah, istirahat", pinta Hasidin serius. Tanpa perasaan apa-apa dengan ringan Shadiqin menyerahkan surat tersebut, kemudian berlalu pulang. 

Setelah surat itu berganti tangan, kejadian selanjutnya sangat mudah ditebak. Shadiqin selamat dari hukuman Raja. Sementara Hasidin dibunuh dan dikuliti kepalanya, buah dari kasalahannya sendiri yang selalu iri dan denggki terhadap pekerjaan orang lain. 

Benar kiranya perkataan Syeh Ibnul Mu'thi dalam Dalailul Khairat : 

للحاسد خمس عقبات: غمٌ لا ينقطع، ومصيبةٌ لا يؤجر عليها، ومذمةٌ لا يُحمد عليها وسخط الرب وغْلَق باب التوفيق عنه.

"Orang-orang yang iri dan denggi akan menderita lima macam siksaan. (1) Galau selamanya (2) Musibah tidak ada Akhirnya (3) dihina tidak akan pernah dipuji (4) Mendapat murka Allah (5) tertutup dari pertolongan Allah ".


Hadis tentang larangan Iri denggki

عَنِ ابنِ مسعودٍ رضي اللَّه عنه ، عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « لا حَسَدَ إِلاَّ في اثنتينِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّه مَالاً ، فَسَلَّطَه عَلَى هَلَكَتِهِ في الحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاه اللَّه حِكْمَةً ، فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُها » متفقٌ عليه

Dari Ibnu Mas’ud r.a. dari Nabi  Muhammad, SAW, Nabi bersabda :  “Tidak ada larangan Hasud dalam dua perkara, yaitu:  kepada orang yang dikurnia  harta oleh Allah,  kemudian  ia membelanjakannya di jalan yang benar, dan kepada orang yang dikaruniai Hikmah (ilmu) oleh Allah, kemudian ia mengamalkan ilmunya".(Muttafaq ‘alaih)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ ( رواه ابو داود)

Dari Abi Hurairah, RA  bahwa  Nabi Muhammad, SAW bersabda : "Jauhilah olehmu sifat dengki, sebab dengki itu bisa menghilangkan segala kebaikan, seperti api memakan kayu bakar"  ( HR Abu Dawud).  

Hasud atau dengki adalah usaha seseorang untuk menghilangkan nikmat yang telah diperoleh oleh orang lain. Iri hati dan dengki pada dasarnya adalah dua sifat yang hampir sama. Apabila seseorang tidak senang melihat kelebihan orang lain, atau tidak senang melihat orang lain mendapatkan kebaikan dan keberuntungan, maka ia dinamakan Iri. 

Menurut hadis di atas, iri dan dengki terhadap apapun selain yang dua perkara di atas tetap dilarang oleh Allah. Pertama, kita dibolehkan Hasud kepada orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, karena dengan demikian kita akan terpacu menjadi orang yang Dermawan, sedangkan dermawan adalah sifat yang terpuji. Kedua, kita juga diperbolehkan Hasud kepada seorang Ilmuwan yang mengamalkan Ilmunya sehingga kita juga bisa bersemangat menjadi seorang ilmuwan. 

Ulama' membagi Hasud atau denggi menjadi dua bagian :

1. Benci kepada seseorang yang mendapatkan nikmat dan menginginkan nikmat tersebut lenyap darinya

2. Tidak menginginkan nikmat itu lenyap tapi dia sendiri juga menginginkan nikmat tersebut. Untuk jenis kedua ini ulama memperbolehkan, tujuannya agar kita selalu bersemangat meraih bermacam prestasi seperti yang lain.

Selamat belajar, semoga Allah membimbing kita semua, Amin


Posting Komentar untuk "Ngaji Hadis : Hadis tentang Bahaya Iri Dengki"