Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TA'ZIYAH HARI KE 6 ALM.PAK SUL ABDURAHMAN

Pewarta, Hasbiallah

Sabdarianada.Id | Salah satu tradisi Sholih yang hingga kini tetap terjaga di lingkungan Sabda Ria Nada,  dan mudah-mudahan bisa terus dilestarikan adalah Ta'ziyah kepada keluarga Santri, Guru, tetangga yang mengalami musibah. Kegiatan ini  dikordinir oleh pengurus osis dan ketua kelas pada masing-masing lembaga dengan ditemani beberapa orang guru. 

Adapun pembiayaaan jika diperlukan biasanya diambil dari dana Infak sukarela yang dipungut setiap jumat pagi. Hanya sewaktu-waktu tapi sangat jarang sekali,  pengurus Osis menghadap ketua Yayasan  agar dilakukan penambahan jika Kas yang ada dirasa kurang memadai. Untuk kegiatan Ta'ziyah, membesuk keluarga atau teman yang sakit,  para siswa  sudah terbiasa merencanakannya sendiri dan membiayayainya secara mandiri pula. Sungguh anugerah besar yang wajib disyukuri dan terus dikembangkan. 

Kamis 28 Nopember sekitar jam 9 pagi Mohammad Alfan Zamzami salah seorang pengurus osis menghadap ketua Yayasan, memintakan ijin siswa kelas 11 yang akan melakukan Ta'ziyah kerumah Alm. Pak Sul Abdurahman di tamansari. Almarhum adalah kakek dari Siti Rahayu siswa kelas 11 yang berpulang pada malam sabtu 22 Nopember 2024. Kegiatan ini ditemani langsung oleh Wali kelasnya Ibu Elis Suryani. Tampak ikut menyertai  sebagian Guru MI seperti ibu Handayani, Ismawati, dan Ibu Umi Arafah.

Bagi sebagian siswa Ta'ziyah mungkin lebih sering menjadi ajang  hiburan, ketimbang usaha berempati terhadap Musibah dan Penderitaan orang lain. Hitung-hitung bisa jalan-jalan, sesaat melepaskan diri dari tuntutan pelajaran, dan jika sedang mujur bisa dapat makan dan minum gratis. 

Iya khan...iya khan....??, ngaku saja ndak usah malu-malu.

Kata TA'ZIYAH secara etimologis merupakan bentuk mashdar (kata benda turunan) dari kata kerja ‘aza. Maknanya sama dengan al aza’u. Yaitu sabar menghadapi musibah kehilangan.

Dalam terminologi ilmu fikih, TA'ZIYAH didefinisikan dengan beragam redaksi, yang substansinya tidak begitu berbeda dari makna kamusnya.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan : Yaitu memotivasi orang yang tertimpa musibah agar bisa lebih bersabar, dan menghiburnya supaya bisa melupakannya, meringankan tekanan kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya. 

Merujuk pada pengertian Ta'ziyah di atas, tentu tidak terlalu keliru jika ada pelaku Ta'ziyah kemudian Ketawa-Ketiwi seperti prilaku kebanyakan Siswa-siswi kita. Karena bagaimana  kita bisa menghibur orang lain, kalau kita sendiri terlihat sedih. 

Di Indonesia Praktek Ta'ziyah terkadang kebablasan. Jika ada tetangga atau teman terkena Musibah terutama ada keluarga meninggal, para Pelayat terutama Ibu-ibu berpakaian serba Hitam. Jadinya bukan menghibur malah membuat suasana semakin serrem. Seperti Barisan gagak yang sangat menakutkan. 

Suatu hari teman saya telpon. Dia bercerita kalau baru satu minggu istrinya melahirkan dan anaknya meninggal dunia tidak bisa diselamatkan. 

Dalam Telepon dia seperti sangat sedih sekali. Sepontan saya jawab, "udah jangan terlalu sedih yang penting Ibunya selamat, toh nanti malam kamu bisa buat kembali". Sontak dia tertawa cekikikan.

Pada Kasus yang lain ketika salah seorang teman Perempuan ditinggal mati suaminya. Begitu Rombongan peta'ziyah pamit pulang, salah seorang temannya berbisik, "enak dong...!!! Bisa merasakan tipe yang lain, yang mau ganti sudah ngantri....". 

"Idiiih..., ngantri hidungmu". Shohibatul Musibah cemberut sambil mencubit pahu tamannya yang baru saja meledek. 

Jika Ta'ziyah dimaksudkan usaha menghibur orang lain yang sedang kesusahan, prilaku Ta'ziyah seperti pada kedua kasus di atas, terbilang sangat berhasil. Ketimbang berpakaian serba Hitam yang justru semakin menakutkan. 

Akan tetapi para Ulama Salaf tetap saja memberikan tuntunan, agar kita tidak terjebak pada prilaku yang bisa melukai perasaan orang lain.  

Imam al Ghazali dalam salah satu Risalahnya menjelaskan, ada empat Prilaku Ta'ziyah yang baik.

آداب المعزّي: خفض الجناح، وإظهار الحزن، وقلة الحديث، وترك التبسم فإنه يورث الحقد.

 “Adab orang bertakziyah, yakni (1) menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas atau tabu, (2) menampakkan rasa duka, (3) tidak banyak berbicara, (4) tidak mengumbar senyum sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.” 

Akhirnya saya hanya ingin mengatakan, setiap yang berakal pasti selalu bisa menempatkan diri pada situasi mana ia berada.

Semoga Allah membimbing kita, Amin

Posting Komentar untuk "TA'ZIYAH HARI KE 6 ALM.PAK SUL ABDURAHMAN"