Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM (BAB 1)


MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM



www.sabdarianada.co.id
Kurikulum Pendidikan Islam TERINTEGRASI
dengan semua kegiatan

Suatu kenyataan yang sangat jelas saat ini bahwa pendidikan agama menjadi sesuatu yang sangat penting. Jika dahulu setiap umat beragama dijamin mengenal agamanya maka tidak bisa dijamin pada saat ini, hal ini disebabkan nila-nilai agama telah mengalami pergeseran yang sangat jauh, namun permasalahan ini tidak hanya melanda umat pada agama tertentu tapi telah menjadi permasalahan bagi semua umat beragama.

Melalui optimalisasi pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat beragama. Pendidikan  sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat dan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Dan pendidikan dapat diperoleh dimana saja baik di lingkungan keluarga ataupun lingkungan masyarakat, di lembaga formal atau non formal.

     Dalam pencapai kualitas umat beragama yang ideal pemerintah mewajibkan setiap institusi pendidikan untuk menyediakan kurikulum keagamaan, dan pendidikan agama Islam termasuk didalamnya.

     Pendidikan agama pada dunia pendidikan merupakan modal dasar bagi anak manusia untuk mendapatkan nilai-nilai ketuhanan, karena dalam pendidikan agama Islam diberikan ajaran tentang muamalah, ibadah dan syari’ah yang merupakan dasar agama, hal inilah yang menjadikan pendidikan agama sebagai titik awal perkembangan nilai-nilai agama pada anak (Umiarso dan Haris, 2010: 95-96).

     Alquran dan Alhadits adalah sumber dan dasar ajaran Islam yang original. Banyak ayat-ayat Alquran dan Alhadits secara langsung maupun tidak langsung yang berbicara tentang kewajiban umat Islam melaksanakan pendidikan, khususnya pendidikan agama, sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104:

ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر واولئك هم المفلحون
( العمران : 104)
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung". (QS. Ali Imran: 104)


     Pendidikan Islam, sebelumnya hanya dipersepsikan sebagai materi ajar, sekarang telah dipersepsikan sebagai materi, sebagai institusi, sebagai kultur, dan sebagai sistem (Halim Soebahar, 2014: 1). Yang menarik untuk diteliti disini ialah kurikulum pendidikan agama Islam yang dimaksud sebagai materi. Karena seperti pengalaman penulis yang pernah mengenyam pendidikan umum di SMP Negeri juga diajarkan pendidikan agama Islam. Padahal lembaga pendidikan umum yang tidak bercirikan Islam, bisa dikatakan minim dengan guru yang mempunyai latar belakang pendidikan agama dan juga kurang didukung oleh iklim sekolah yang dapat menunjang perkembangan jiwa religius peserta didiknya.

     Kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) wajib diberikan di semua jenis, bentuk, dan jenjang pendidikan, baik di sekolah maupun di madrasah karena sesuai dengan  UU NO.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa PAI adalah isi kurikulum yang wajib diajarkan di setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (2014: 1).

     Hal ini menjadi sangat menarik karena sekolah umum juga diwajibkan mengajarkan kurikulum PAI, meski pada penerapannya tidak seluas dan semendetail di madrasah, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan kompromi/alasan untuk tidak mengoptimalkan proses yang akan dilaksanakan.

     Perencanaan yang baik dan pelaksanaan yang benar-benar baik serta pengembangan dan inovasi dari kurikulum PAI menjadi kata kunci keberhasilam penerapan kurikulum PAI. Sehingga manajemen kurikulum PAI yang baik serta benar mutlak diperlukan untuk menghasilkan output lembaga yang tidak hanya berkualitas secara akademis namun juga benar-benar menyentuh aspek psikomotorik.

       Manajemen kurikum PAI atau proses penataan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dengan melibatkan sumber-sumber potensial, baik yang bersifat manusia maupun non manusia. Manjadikan peneliti memilih sekolah menengah pertama negeri  alasannya adalah selain berangkat dari pengalaman pribadi bahwa mata pelajaran PAI di sekolah diajarkan sekali dalam seminggu dengan alokasi waktu yang minim ialah atmosfir lembaga yang seringkali kurang mendukung terbentuknya karakter umat yang Islami.

untuk  SKRIPSI BAB 1 YANG lengkap 
       Silhkan Klik DISINI

2 komentar untuk "MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM (BAB 1)"