Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

POLIGAMI TERNYATA TIDAK DIANJURKAN, HANYA DIPERBOLEHKAN

sabdarianada.co.id.  ketika  bagian ini saya tulis,  saya sedang di dera perasaan yang tidak menentu.  Harap dan cemas berbaur menjadi satu.  Demi setelah melihat kondisi kesehatan orang tua-bapak dari istri saya (Bapak mertua)  semakin menghawatirkan.  Kalau melihat kondisi fisiknya harapan untuk hidup sepertinya tinggal beberapa persen saja.  Sungguhpun demikian , harapan anak-anaknya semoga beliau masih diberikan tambahan kesehatan dan umur yang barokah. Amin. 

Kalau sudah seperti ini kehadiran orang-orang yang dicintai terutama anak sangat diperlukan untuk membangkitkan semangatnya untuk bertahan lebih lama lagi
Sebenarnya tidak terlalu penting saya sampaikan di sini,  tapi entah kenapa saya tetap benar-benar ingin menceritakannya. Mudah-mudahan tidak termasuk Ghibah yang sangat dibenci oleh Allah. Bapak mertua saya termasuk laki-laki yang beruntung , hidup diantara dua wanita yang insyaallah sama-sama mencintainya. Istri saya adalah anak ketiga dari istrinya yang pertama. Beliau sepertinya ingin mempraktekkan model poligami yang benar-benar adil . 

Sepanjang pengetahuan saya di awal-awal saya menikah, Bapak  sangat proporsional  membagi waktu dan membagi tugas.  Jika istri pertama ikut ke sawah,  istri kedua memasak dirumah. Begitu juga sebaliknya , esok harinya istri kedua yang ikut sawah,  maka istri pertama yang menjaga rumah.  Yang menarik beliau hidup bertiga dalam satu rumah , hanya beda kamar.  

Salah satu kebiasaannya kalau hari Raya Idul Fitri seperti sekarang ini , seluruh anak, menantu,  cucu di bawa termasuk kedua orang istrinya jalan-jalan keliling kampung silaturahim kepada sanak kadang handai tolan,  seperti parade keluarga saja . Yang menarik baju kedua orang istrinya biasanya juga sama,  baik warna maupun model jahitannya,  kayak dua orang saudara kembar. Terkadang saya berfikir , apakah ini termasuk bagian dari pendidikan jangka panjang agar anak-anaknya - terutama saya- mengikuti jejaknya. 

Sampai ketika anak pertama saya lahir,  saya baru tahu kalau ibu mertua yang kedua sudah tidak hidup satu rumah lagi . Ia memilih tinggal dengan orangnya sendiri di kampung sebelah .Beberapa tahun berikutnya saya dengar kabar,  ia sudah berada di Jeddah ikut seseorang bekerja di sana sampai sekarang. 

Mendengar ini semua, saat itu  saya menjadi ngeri untuk berpoligami.  Istri kedua ternyata jarang ada yang sabar walaupun ungkapan Cintanya mendayu-dayu seperti lagu Cinta kembar. Tetapi saya pastikan,  Bapak sekarang sakit bukan karena merana ditinggal istri kedua . Penyakitnya sekarang lebih karena faktor usia yang memang sudah sepuh.  Saya berani berkata demikian karena jika adu kecantikan, masih menang istrinya yang pertama. Di dalam banyak keluarga istri pertama selalu tetap nomer satu.  Makanya istri saya rada-rada Ayu,  karena ibu kandungnya juga Ayu.  He gelluh rah. 

Ahir tahun 2006 Indonesia sempat dihebohkan oleh beberapa kasus perceraian yang melanda keluarga sebagian Artis. Berita tersebut semakin hangat setelah ditahun yang sama merebak kasus poligami yang dilakukan oleh KH. AA Gym dan tokoh politik partai golkar yang berbuntut tidak diaktifkannya Tokoh politik tersebut dari Partai berlambang Pohon Beringin . Dikabarkan pula Aa Gym  sampai ditinggal oleh sebagian besar Jemaahnya. 

Pada saat itulah salah satu penulis produktif kebanggaan Indonesia- Agus Musthafa- menulis buku berjudul "Poligami Yuuk.. !. Sontak saja para penikmat poligami merasa menemukan pembelaan dengan terbitnya buku tersebut.  Ketika saya membaca buku tersebut dari awal sampai ahir,  ternyata Agus Musthafa bukan mengajak berpoligami,  dalam keadaan tertentu malah setengah melarang. 

Dari penelitian yang dilakukan Agus Musthafa terhadap Ayat Alqur'an yang biasa dijadikan sandaran oleh penikmat poligami,  Annisa Ayat :3


“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilama kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” [An-Nisa/4 : 3] 

Ditambah ayat lain yang mendukung serta beberapa hadits tentang pembelaan dan pengayoman terhadap wanita , Agus Musthafa sampai pada kesimpulan,  "Poligami sebenarnya tidak dianjurkan,  hanya diperbolehkan" bagi orang-orang tertentu yang dianggap mampu. Itupun masih berlaku syarat.  Syaratnya adalah melakukan bukan atas dasar Syahwat tetapi semata-mata pembelaan dan pengayoman terhadap Nasib Wanita. 

Karena itu jika ada orang mempraktekkan Plogami sementara yang diincar selalu yang cantik-cantik dan yang masih perawan,  sayapun menajdi ragu, yang mereka lakukan itu perjuangan,  pengayoman dan pembelaan atau justru ambisi mengeksploitasi karunia tuhan? Kita tinggalkan dulu masalah poligami. Sepertinya saya sulit bisa bersikap obyektif dalam hal ini,  tentu teman-teman juga tahu penyebabnya.  He

Kita lanjutkan dulu masalah bapak yang sakit.  Penyakit yang bapak derita jarang saya temukan pada orang lain .Ada semacam gangguan pada saraf dibagian kaki .Kalau dipaksa berdiri biasanya terjungkal kebelakang (ngalajed).Sudah berkali-kali kepalanya harus dijahit karena terbentur kaca almari . Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan,  orang yang dulu pernah gagah dengan dua bidadari disampingnya ,berbaring tidak berdaya .Hanya sesekali matanya terbuka ketika ada orang menyapa. 

Yang mengagumkan , dalam kondisinya yang sudah serba uzdur itu beliau masih istiqamah melaksanakan Shalat.  Setiap kali masuk waktu Shalat beliau selalu minta dipapah duduk sambil meraba-raba dinding kamarnya untuk Tayamum sebisanya,  lalu sandekab Shalat tetap dengan posisi duduk . Begitu juga ketika merasa perlu buang air selalu minta dipapah kejeding , pertanda tetap sadar perlunya menjaga kesucian tempat , badan dan pakaian dari berbagai Najis. 

Demikian pula ketika masuk waktu Wadhifah (waktu wirid wajib Thariqah Tijani ) beliau tetap aktif melakukan walau dalam posisi berbaring tasbih selalu ditangan . Ketika masih sehat beliau adalah ikhwan Thariqah Tijani yang Istiqamah. Beliau tidak bilang sih kalau sedang Wadhifah.  Saya hanya meraba-raba saja,  karena saya sedikit tahu waktu-waktu yang biasanya digunakan Ikhwan Thariqah Tijani untuk Wadhifah. 

Sebagaimana harapan anak-anaknya yang lain , sayapun berharap mudah-mudahan beliau masih diberikan semangat hidup lebih lama lagi. Demikian pula dengan orang tua teman-teman yang masih ada. Amin

Paiton,  Sabtu 2Syawal 2018

2 komentar untuk "POLIGAMI TERNYATA TIDAK DIANJURKAN, HANYA DIPERBOLEHKAN"