GAGAL PeDe
Temu Alumni : Bincang Santai bersama Alumni Senior Pondok Pesantren Al Masduqiyah Kraksaan Probolinggo |
Sahabat yang hadir bertanya, "apakah yang menyebabkan kami sedemikian lemahnya ya Rasulullah..?"
Dengan Nada sedih Rasulullah menjawab,
حب الدنيا وكراهية الموت
" Cinta Dunia dan Takut Mati".
Semoga saja tidak Suul Adab kepada Kanjeng Nabi. Dalam konteks kekinian saya lebih suka memaknai Kalimat ( حب الدنيا وكراهة الموت) Punya keinginan menjadi orang Sukses tapi takut Gagal ( كراهة الموت) tidak percaya diri atau Gagal PeDe.
Dulu Nabi menggunakan Istilah ( كراهة الموت) karena pada waktu itu memang jamannya perang Fisik. Yang kita hadapi sekarang bukan Perang fisik lagi. Akan tetapi perang Idiologi, perang Ekonomi, Perang Dagang, dan perangnya Ide-ide.
Kalau kita perhatikan sekarang, mereka -mereka yang sukses adalah orang-orang yang memiliki ide-ide segar, dan selalu punya rasa percaya diri yang cukup untuk mewujudkannya.
Kenapa dikatakan cukup? Karena kalau berlebihan itu lebay namanya. Apapun yang berlebihan selalu berujung tidak baik buat kesehatan. Mereka yang percaya diri, hidupnya selalu terlihat lebih produktif dan berprestasi.
Percaya diri atau PeDe adalah suasana batin, dimana kita merasa yakin, mampu, bisa, siap, senang dalam mewujudkan keinginan kita dan melaksanakan apa saja yang menjadi tugas kita. Serta yakin, mampu, bisa dan siap pula mengatasi berbagai hal yang mungkin merintanginya.
Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Baik dari segi ilmu maupun materi, ini salah satunya yang oleh Nabi disebut ( حب الدنبا ). Namun tidak semua dari mereka punya rasa percaya diri.
“Jauhilah persangkaan, karena sesungguhnya persangkaan itu berita yang paling dusta ". (HR. Al-Bukhari)
Akibat buruk Negative Thingking akan membuat Pemiliknya selalu mencari-cari kambing hitam, dan memposisikan diri sebagai korban dari setiap kegagalan. Lebih parah lagi jika ada orang lain terlihat lebih sukses dalam bidang-bidang tertentu.
Pada saat seperti itu biasanya dia semakin tidak percaya, baik terhadap kemampuan dirinya maupun dalam melihat peluang yang ada. Selalu merasa dirinya tidak beruntung dan kalah berbakat dibandingkan orang lain.
Padahal kegagalan bukan hal yang harus ditakuti, tapi harus dicicipi. Karena tidak ada satupun orang sukses yang tidak melewati kegagalan. Mereka bisa sukses karena telah berhasil melewati kegagalan tersebut.
Belajarlah untuk tidak Negative Thingking. Posisikan diri kita sebagai Pelajar Kegagalan, bukan Korban Kegagalan.
Selamat mencoba, Semoga Allah membimbing kita, Amin
Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Baik dari segi ilmu maupun materi, ini salah satunya yang oleh Nabi disebut ( حب الدنبا ). Namun tidak semua dari mereka punya rasa percaya diri.
Ada yang ingin sukses jadi pengusaha, tapi masih memlihara rasa minder. Ada yang ingin sukses jadi penulis, tapi tidak percaya diri mengirimkan naskahnya. Ada yang ingin sukses berkarir di tempat kerjanya, tapi tidak percaya diri dengan kemampuannya.
Sampai di sini saya jadi teringat Dialog Diah Halayuda bersama istrinya dalam serial Arya Kamandano. Pembesar Keraton Mojopahit ini mengeluh resah, ketika istrinya tidak mendukung rencananya untuk melakukan kudeta. "Kalau istri saya saja sudah tidak percaya, siapa lagi yang bisa mempercayaiku..?".
Yang kita alami saat ini jauh lebih parah dari yang dirasakan Diah Halayuda waktu itu. Kita bukan hanya gagal merebut Simpati dan kepercayaan orang lain, tetapi kitapun sudah mulai tidak mempercayai kemampuan diri kita sendiri. Bagaimana orang lain bisa percaya, kalau kitapun tidak mempercayainya..?
KENAPA TIDAK PeDe..?
Penyebabnya bisa sangat Kompleks sekali. Masing-masing orang mungkin tidak sama, bergantung pengalamannya di masa lalu, Karakter dan lingkungan dimana ia berada. Namun yang paling berbahaya menurut hemat saya adalah, kebiasaan berNegative Thingking atau
( سؤ الظن ) dalam bahasa Pesantrennya.
Membiarkan diri dikuasai Negative Thingking hanya akan membuat kita pusing sendiri. Agama juga sangat melarang Tabiat seperti ini.
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa". (Al-Hujurat)
( سؤ الظن ) dalam bahasa Pesantrennya.
Membiarkan diri dikuasai Negative Thingking hanya akan membuat kita pusing sendiri. Agama juga sangat melarang Tabiat seperti ini.
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa". (Al-Hujurat)
Rasulullah juga bersabda :
يَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ،“Jauhilah persangkaan, karena sesungguhnya persangkaan itu berita yang paling dusta ". (HR. Al-Bukhari)
Akibat buruk Negative Thingking akan membuat Pemiliknya selalu mencari-cari kambing hitam, dan memposisikan diri sebagai korban dari setiap kegagalan. Lebih parah lagi jika ada orang lain terlihat lebih sukses dalam bidang-bidang tertentu.
Pada saat seperti itu biasanya dia semakin tidak percaya, baik terhadap kemampuan dirinya maupun dalam melihat peluang yang ada. Selalu merasa dirinya tidak beruntung dan kalah berbakat dibandingkan orang lain.
Padahal kegagalan bukan hal yang harus ditakuti, tapi harus dicicipi. Karena tidak ada satupun orang sukses yang tidak melewati kegagalan. Mereka bisa sukses karena telah berhasil melewati kegagalan tersebut.
Belajarlah untuk tidak Negative Thingking. Posisikan diri kita sebagai Pelajar Kegagalan, bukan Korban Kegagalan.
Selamat mencoba, Semoga Allah membimbing kita, Amin
Posting Komentar untuk "GAGAL PeDe"
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...