ADAKAH YANG SALAH DARI PUASA KITA?
Sabdarianada. Id | Satu bulan yang lalu sebelum Romadhan tiba, banyak kalangan meramalkan, Covid 19 akan segera sirna bersamaan dengan datangnya Bulan Suci Romadhan. Wacana semacam itu dan atau yang sejisnya marak dimuat berbagai Media. Ada juga yang mencoba menghubung-hubungkan dengan Fenomina alam tertentu, seperti munculnya asap di salah satu pegunungan di Indonesia, munculnya bintang kembar dan lain sebagainya.
Bagi Umat Islam wacana seperti di atas pasti dirasa tidak berlebihan. Romadhah bagi kaum Muslimin adalah kado terindah yang hanya Allah berikan kepada Umat Nabi Muhammad, SAW. Di mana Allah berjanji akan melipat gandakan setiap Pahala kebajikan dan akan mengabulkan setiap pinta yang dipanjatkan. Syaithan-syaithan dan segala yang sifatnya mengganngu dibelenggu, agar tidak mengusik ketenangan Umat Islam dalam menjalankan Ibadahnya.
Dan Selama Romadhan Seluruh Umat Islam diberbagai belahan dunia, pasti tidak hanya berdoa tapi juga telah melakukan berbagai Ikhtiar agar Virus yang sangat meresahkan ini segera ditiadakan.
Hari ini setelah tiga hari Romadhan meninggalkan kita, keberadaan Covid 19 belum menunjukkan tanda-tanda yang membahagiakan. Jumlah yang terpapar hari demi hari semakin bertambah.
Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, dari Kantor BNPB, Jakarta, Sealsa (26/5/2020), mengatakan, “Kita dapatkan kasus konfirmasi positif Covid-19 untuk hari ini naik 415 orang sehingga totalnya jadi 23.165 orang.”
Sementara itu, hari ini 27 orang meninggal akibat Covid-19. Total pasien meninggal pun menjadi 1.418 orang.
Berdasarkan data tersebut, Indonesia menjadi negara tertinggi kedua kasus positif Covid-19 di ASEAN di bawah Singapura. Sebanyak 22.750 kasus Covid-19 terjadi di Indonesia per Senin. Sementara itu, 32.343 kasus Covid-19 terjadi di Singapura.
Adakah yang salah dari puasa kita? Sehingga tidak sedikitpun mampu menghambat laju penyebaran Virus Corona? Sampai di sini saya jadi teringat Sabda Rosulullah, SAW yang diceritakan oleh Sahabat Mirdas Al Aslami dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
وعَنْ مِرْداسٍ الأسْلَمِيِّ
قالَ قالَ النَّبيُّ ﷺ: يَذْهَبُ الصَّالحُونَ الأوَّلُ فالأولُ، وتَبْقَى حُثَالَةٌ كحُثَالَةِ الشِّعِيرِ أوْ التَّمْرِ، لاَ يُبالِيهمُ اللَّه بالَةً رواه البخاري.
"Orang-orang Shalih satu demi satu akan pergi (meninggal Dunia) yang tersisa hanyalah orang-orang yang kepak (tidak berisi dan tidak berkwalitas) seperti kepaknya biji gandum dan biji Kurma. Allah tidak akan mempedulikan mereka sama sekali" [ HR Bukhari ]
Jangan-jangan Ibadah Romadhan yang kita jalankan hanyalah Serimunial belaka, sehingga puasa kita, Zakat, Taraweh, Tadarus Al Quran serta Ibadah lain yang kita gelar selama Romadhan tidak sedikitpun membuat Allah tertarik untuk mempedulikannya. Kalau sudah demikian, Ikhtiar apalagi yang bisa kita lakukan?
Sepintas lalu Idul Fitri yang kita rayakan Tahun ini ada kemiripan dengan Idul Fitri yang pertama kali dirayakan Oleh Rosulullah di tahun ke 2 Hijriyah. Waktu itu Rosulullah dan Kaum Muslimin terasa sangat letih setelah semua tenaga, pikiran dan biaya terkuras untuk menghadapi perang Besar di Lembah Badar. Diriwayatkan, saking letihnya Rosulullah harus bersandar ke tubuh Sahabat Bilal ketika menyampaikan Khotbah Idul Fitri.
Di tahun ini setelah 1.439 tahun berlalu, kitapun harus merayakan Idul Fitri dalam kondisi letih lahir bathin. Bedanya, pada waktu itu Rosulullah dan Kaum Muslimin beridul Fitri untuk merayakan dua kemenangan sekaligus, kemenangan di Lembah Badar dan Kemenangan telah menjalankan Ibadah puasa.
Sedangkan kita di tahun ini, beridul Fitri tanpa ada satu pun Kemenangan yang bisa dibanggakan. Ibadah puasa kita Kepak (Madura) gagal panen tidak berkwalitas. Pandemi Covid 19 jalan terus semakin sulit dikendalikan dan diurus.
Hanya kepada Allah kita serahkan semua urusan. Semoga Allah membimbing dan mengampuni kita semua, Amin.
Genarasi Penuh Gaya, semoga tidak Kepak Jua |
Dan Selama Romadhan Seluruh Umat Islam diberbagai belahan dunia, pasti tidak hanya berdoa tapi juga telah melakukan berbagai Ikhtiar agar Virus yang sangat meresahkan ini segera ditiadakan.
Hari ini setelah tiga hari Romadhan meninggalkan kita, keberadaan Covid 19 belum menunjukkan tanda-tanda yang membahagiakan. Jumlah yang terpapar hari demi hari semakin bertambah.
Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, dari Kantor BNPB, Jakarta, Sealsa (26/5/2020), mengatakan, “Kita dapatkan kasus konfirmasi positif Covid-19 untuk hari ini naik 415 orang sehingga totalnya jadi 23.165 orang.”
Sementara itu, hari ini 27 orang meninggal akibat Covid-19. Total pasien meninggal pun menjadi 1.418 orang.
Berdasarkan data tersebut, Indonesia menjadi negara tertinggi kedua kasus positif Covid-19 di ASEAN di bawah Singapura. Sebanyak 22.750 kasus Covid-19 terjadi di Indonesia per Senin. Sementara itu, 32.343 kasus Covid-19 terjadi di Singapura.
Adakah yang salah dari puasa kita? Sehingga tidak sedikitpun mampu menghambat laju penyebaran Virus Corona? Sampai di sini saya jadi teringat Sabda Rosulullah, SAW yang diceritakan oleh Sahabat Mirdas Al Aslami dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
وعَنْ مِرْداسٍ الأسْلَمِيِّ
قالَ قالَ النَّبيُّ ﷺ: يَذْهَبُ الصَّالحُونَ الأوَّلُ فالأولُ، وتَبْقَى حُثَالَةٌ كحُثَالَةِ الشِّعِيرِ أوْ التَّمْرِ، لاَ يُبالِيهمُ اللَّه بالَةً رواه البخاري.
"Orang-orang Shalih satu demi satu akan pergi (meninggal Dunia) yang tersisa hanyalah orang-orang yang kepak (tidak berisi dan tidak berkwalitas) seperti kepaknya biji gandum dan biji Kurma. Allah tidak akan mempedulikan mereka sama sekali" [ HR Bukhari ]
Jangan-jangan Ibadah Romadhan yang kita jalankan hanyalah Serimunial belaka, sehingga puasa kita, Zakat, Taraweh, Tadarus Al Quran serta Ibadah lain yang kita gelar selama Romadhan tidak sedikitpun membuat Allah tertarik untuk mempedulikannya. Kalau sudah demikian, Ikhtiar apalagi yang bisa kita lakukan?
Sepintas lalu Idul Fitri yang kita rayakan Tahun ini ada kemiripan dengan Idul Fitri yang pertama kali dirayakan Oleh Rosulullah di tahun ke 2 Hijriyah. Waktu itu Rosulullah dan Kaum Muslimin terasa sangat letih setelah semua tenaga, pikiran dan biaya terkuras untuk menghadapi perang Besar di Lembah Badar. Diriwayatkan, saking letihnya Rosulullah harus bersandar ke tubuh Sahabat Bilal ketika menyampaikan Khotbah Idul Fitri.
Di tahun ini setelah 1.439 tahun berlalu, kitapun harus merayakan Idul Fitri dalam kondisi letih lahir bathin. Bedanya, pada waktu itu Rosulullah dan Kaum Muslimin beridul Fitri untuk merayakan dua kemenangan sekaligus, kemenangan di Lembah Badar dan Kemenangan telah menjalankan Ibadah puasa.
Sedangkan kita di tahun ini, beridul Fitri tanpa ada satu pun Kemenangan yang bisa dibanggakan. Ibadah puasa kita Kepak (Madura) gagal panen tidak berkwalitas. Pandemi Covid 19 jalan terus semakin sulit dikendalikan dan diurus.
Hanya kepada Allah kita serahkan semua urusan. Semoga Allah membimbing dan mengampuni kita semua, Amin.
Posting Komentar untuk "ADAKAH YANG SALAH DARI PUASA KITA? "
Silahkan berkomentar maupun bertanya tentang Info / Kegiatan / Konsultasi gratis di Website Sabda Ria Nada, Kami akan menjawab secepatnya. Terimakasih...