Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ujian Sekolah, Boleh nyontek Nggak Sih ?

Written by : Erwin Astutik

sabdarianada.Id | Teruntuk seluruh mantan siswa ataupun yang masih berjuang menggunakan toga, pasti pernah dong merasakan yang namanya ujian sekolah?? Entah itu ulangan harian, PTS (Penilaian tengah semester), PAS (penilaian akhir semester) dan sejenisnya. Gimana? gimana? Bikin mumet bukan?.

Inti dari ujian sekolah, kita dituntut untuk mengingat dan menguasai bebeberapa BAB yang membludak dari berbagai mata pelajaran. Bayangkan saja, satu mata pelajaran terdiri dari 2-4 BAB di semsester Ganjil dengan belasan sampai puluhan mata pelajaran, tinggal kalikan deh, berapa BAB yang harus kita kuasai dalam satu malam. Tapi, itu sih bagi siswa SKS (sistem kebut semalam), sedangkan bagi siswa yang benar-benar memahami setiap materi pelajaran dan menjadikan belajar sebagai rutinitas harian, rasanya ujian sekolah tidak menjadi hal yang menakutkan bukan?

Yayasan Sabda Ria Nada yang menaungi tiga jenjang pendidikan formal, yaitu pendidikan anak usia dini (RA), jenjang pendidikan dasar (MI&MTs) serta jenjang pendidikan menengah (MA&SMK). Mengadakan PAS (Penialain akhir sekolah) yang sebelumnya disebut dengan UAS (Ujian akhir semester) secara serentak. Khususnya, MTs, MA dan SMK Sabda Ria Nada, yaitu pada hari Senin, 12 Desember 2022. Berdasarkan hasil wawancara dengan TU (tata usaha), siswa MTs yang mengikuti PAS Semester Ganjil  tahun 2022/2023 sebanyak 118 peserta PAS, MA sebanyak 135  peserta PAS dan SMK sebanyak 57 peserta PAS. 

Pelaksanaan PAS Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023, dibuka dengan kegiatan upacara bendera yang diselenggarakan secara rutin setiap hari senin, sekaligus sebagai bentuk apel sebelum PAS dimulai. Tidak seperti hari-hari biasanya, pagi kala itu ada pemandangan yang cukup berbeda. Bukan perihal langit Sabda Ria Nada yang berwarna biru tanpa awan yang menutupinya, ataupun tingkah lucu siswa-siswi RA yang menggurihkan suasana upacara bendera. Melainkan, siswa-siswi Sabda Ria Nada yang terlihat memadati lapangan upacara, siswa yang kabarnya kepanasan menggunakan sepatu, terlihat begitu nyaman dengan sepatu bersihnya, siswa yang katanya pula kegerahan memasukkan baju kedalam, terlihat begitu nyaman menggunakan baju rapinya. begitupula dasi yang beberapa hari bahkan bulan tak terlihat, tiba-tiba terikat rapi dikerah baju putihnya. 

Tidak cukup sampai disitu, setelah kegiatan upacara bendera selesai, siswa-siswi yang akan melaksanakan PAS begitu antusias untuk mengerjakan soal, bahkan saat istirahat. tepatnya, di jam ketiga, terlihat siswa-siswi SMK menunggu pengawas ruang di depan kantor untuk masuk membagikan soal. Masyaallah, sunggguh betapa ademnya melihat siswa-siswi serapi dan seantusias ini. Andaikan setiap harinya demikian, mungkin akan menambah kewarasan para bapak ibu guru sekalian hehehe... 

Dalam pelaksanaan ujian sekolah ada tradisi yang tidak bisa luput dari pandangan mata. Yaps, menyontek. Siapa sih yang tidak mengenal tradisi ini? dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan perguruan tinggi sekalipun dapat dipastikan masih mempertahankan tradisi ini. Entah sebagai pelaku atau hanya sebatas pengamat tradisi menyontek temannya. Sehingga, tradisi menyontek sepertinya sudah mendarah daging bagi para pelajar ditanah air. Mengapa bisa demikian? Bukankah mereka tahu bahwa kegiatan menyontek merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan? atau jangan-jangan siswa-siswi kita belum sepenuhnya memahami apa itu tujuan ujian sekolah?

Faktanya, banyak hal yang melatarbelakangi siswa untuk menyontek. Salah satunya yaitu, sistem pendidikan Nasional yang lebih mengorientasikan pada aspek menghafal, perolehan nilai tinggi yang dijadikan acuan dari pada sebuah pemahaman  sampai ketidaktahuan siswa akan tujuan dari ujian sekolah. Sehingga, tradisi menyontek akan menjadi tindakan yang dibenarkan oleh sebagain siswa, karena nilai yang tinggi akan lebih dihargai dari pada sebuah kejujuran. merekapun akan memaknai ujian sekolah sebagai ajang pembuktian nilai. 

Padahal, ujian sekolah dibuat untuk mengetahui atau mengukur tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran, sekaliagus sebagai bahan evaluasi untuk guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang telah dilaksanakan. Dari ujian sekolah, guru pada masing-masing mata pelajaran akan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pelajaran, apakah harus ada perbaikan dari metode atau cara mengajar berdasarkan hasil ujian sekolah. jika kegiatan ujian sekolah dibungkus dengan tradisi menyontek, tujuan-tujuan dari ujian sekolah tidak akan tercapai. Karena ujian sekolah hanya dianggap rutinitas semesteran yang harus dilaksanakan.

Ironisnya, dunia pendidikan masih menjadikan nilai tinggi sebagai acuan kecerdasan, menjadikan mata pelajaran matematika sebagai alat ukur kepintaran. Jika demikian, rasanya bukan hal yang salah jika siswa-siswi kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Padahal, kecerdasan bukan hanya terletak pada kecerdasan akademik yang dapat diukur dengan nilai.

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., dilansir dari klikdokter, menyebutkan bahwa kecerdasan manusia dibagi menjadi 9 macam, diantaranya yaitu kecerdasan naturalistik, kecerdasan bermusik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan eksistensial (spiritual atau moral), kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan liguistik, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan spasial.

Setiap anak/siswa dapat dipastikan memiliki salah satu dari 9 macam kecerdasan diatas. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipastikan tidak ada siswa yang tidak pandai. Karena mereka dilahirkan dengan kecerdasan yang berbeda, tanpa perlu membanding-bandingkan dengan teman yang lainnya.

Terkadang, orang tua akan marah terhadap anaknya yang mendapatkan nilai rendah, walaupun nilainya didapatkan dengan cara jujur. Sebaliknya, mereka akan bangga jika nilai anaknya tinggi, walaupun entah dari menyontek ataupun bukan. Sehingga, bukan hanya dari faktor sistem pendidikan, melainkan pola pikir bangsa ini juga perlu untuk dikoreksi.

Menurut Wanodyo Sulistyani, selaku dosen Fakultas Hukum di Universitas Padjajaran Bandung. Menyatakan bahwa, tradisi menyontek bukan hanya sebatas kenakalan biasa, akan tetapi dalam dampak jangka panjang dapat berpotensi menjadi tindakan koruptif di masa depan. Mindset menghalalkan segala cara yang dimiliki siswa sebagai pelaku menganggap kegiatan menyontek menjadi hal yang dibenarkan.

Disamping itu, Universitas Negeri California dan Universitas Negeri San Francisco melakukan sebuah studi terhadap kegiatan menyontek, ditemukan hubungan bahwa, tradisi menyontek yang kerap kali dilakukan oleh siswa akan terbawa sampai karir mereka saat berada di dunia kerja. 

Dari berbagai penelitian tentang kegiatan menyontek, tidak mengherankan jika kegiatan korupsi di pemerintahan ataupun swasta tetap mendarah daging di Indonesia. Faktanya, kegiatan menyontek itulah yang menjadi salah satu cikal bakal perbuatan negatif yang berpotensi pada tindakan melanggar hukum, seperti mencuri, korupsi dan manipulasi. Sungguh, begitu mengerikan bukan?.

Lalu, bagaimana perspektif agama islam terhadap kegiatan menyontek? Disunnahkan, mubah, makruh atau haram?

Dalam agama islam, kita mengenal sikap jujur. Sedangkan menyontek sendiri dapat dimaknai sebagai perbuatan tidak jujur, curang atau manipulatif. Sehingga, menyontek dapat dihukumi sebagai perbuatan yang diharamkan (tidak boleh), sebab perbuatan menyontek mencerminkan perbuatan yang tidak jujur.

Baginda nabi Muhammad SAW, juga mengajarkan kepada kita untuk berperilaku jujur sebagaimana hadits beliau berikut ini:

إنَّ الصِّدقَ يَهدي إلى البِرِّ وإنَّ البِرَّ يَهدي إلى الجنَّةِ وإنَّ الرَّجلَ ليصدقُ ويتحرَّى الصِّدقَ حتَّى يُكتبَ عندَ اللَّهِ صدِّيقًا وإنَّ الكذبَ يَهدي إلى الفجورِ وإنَّ الفجورَ يَهدي إلى النَّارِ وإنَّ الرَّجُلَ ليَكذِبُ ويتحرَّى الكذِبَ حتَّى يُكتَبَ عندَ اللَّهِ كذَّابًا

Artinya :

Dari Ibnu Masud R.A, dari Nabi Muhammad S.A.W, bersabda Sesungguhnya Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta. (H.R. Muslim).

Disamping itu, Prinsip kejujuran tercantum jelas dalam Al-Qurán Surah Al-Ahzab Ayat 70-71:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. 

Agama islam mengajarkan ummatnya untuk selalu berbuat jujur, bahkan dalam pelaksanaan ujian sekolah sekalipun. 

Tradisi menyontek dilingkungan pendidikan bukanlah suatu hal yang aneh dan dianggap kebiasaan yang biasa saja. Namun, setelah mengetahui dampak negatif jangka panjang yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap masa depan siswa-siswi kita. Relakah sebagai guru dan orang tua menganggap kebiasaan menyontek sebagai kebiasaan yang lumrah saja?. Marilah mencoba untuk memberikan pemahaman terhadap siswa-siswi kita,  karena mungkin mereka belum memahami, bahwa tujuan dari ujian sekolah bukan perihal ajang perlombaan untuk mendapatkan nilai yang tinggi, melainkan hanya sebatas mengukur kemampuan siswa sebagai bahan evaluasi pembelajaran. 

Pada dasarnya, dibutuhkan peran guru dan orang tua untuk selalu memberi semangat, menghargai dan mengapresiasi segala pencapaian siswa, tanpa mendewakan nilai sebagai acuan kecerdasan. Karena setiap anak dilahirkan dengan bakat dan minat yang beranekaragam dan bukankah kecerdasan juga bermacam-macam? 


Sumber rujukan:

http://conferences.uinsgd.ac.id. (2022). Diakses pada 27 Desember 2022

bpkpenaur.or.id. (2021). Diakses pada 27 Desember 2022

revolusimental.go.id. (2021). Diakses pada 27 Desember 2022

mudahbelajaripssmp.blogspot.com (2015). Diakses pada 27 Desember 2022

www.klikdokter.com. (2022). Diakses pada 28 Desember 2022

2 komentar untuk "Ujian Sekolah, Boleh nyontek Nggak Sih ?"